liputansaya.com
,
Jakarta
– Grup
Djarum
menambah portofolio bisnisnya ke sektor kesehatan. Hal ini ditandai saat entitas usaha Grup Djarum, PT Dwimuria Investama Andalan, memborong saham jaringan Rumah Sakit
Hermina
, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) senilai Rp 1 triliun. Sebanyak 559.185.300 saham HEAL dibeli dengan harga Rp 1.875 per saham.
Wakil Direktur Medikaloka Hermina Yulisa Khiat menyatakan, setelah pengalihan saham ini, saldo saham treasuri perseroan nol. Saham yang dibeli Grup Djarum ini merupakan hasil pembelian kembali atau
buyback
saham yang dilaksanakan Hermina sebelumnya.
“Pihak yang menerima pengalihan adalah PT Dwimuria Investama Andalan,” kata Yulisa dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Jumat, 27 Juni 2025.
Langkah korporasi ini menambah panjang deretan bisnis Grup Djarum di Indonesia. Bermula dari produsen rokok terbesar di Indonesia, PT Djarum perlahan mengembangkan bisnis di berbagai sektor. Didirikan oleh Oei Wie Gwan pada April 1951 di Kudus, Jawa Tengah, Grup Djarum terus mengembangkan bisnis mereka.
Adalah Hartono bersaudara yakni Bambang Hartono dan Robert Hudi Hartono, yang meneruskan bisnis ini setelah sang ayah, Oei Wie Gwan, meninggal pada 1963. Grup Djarum kemudian merambah ke berbagai sektor bisnis seperti finansial, makanan dan minuman, properti, modal ventura, elektronik, perkebunan,
retail
, telekomunikasi, dan kini kesehatan.
Lalu seperti apa gurita bisnis Grup Djarum saat ini?
Gurita Bisnis Grup Djarum
Bisnis Grup Djarum terus menggurita setelah peralihan kepemimpinan perusahaan ke generasi ketiga, yakni anak-anak dari Michael Hartono dan Budi Hartono. Adapun Hartono bersaudara tercatat sebagai orang terkaya di posisi pertama dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes pada 2024 dengan nilai kekayaan US$ 50,3 miliar atau sekitar Rp 813 triliun.
Usaha bisnis Grup Djarum makin meluas ketika ditangani oleh generasi kedua dan tercatat memasuki industri rokok, perbankan, elektronik, minuman kemasan, perkebunan, pulp dan kertas, properti, hingga telekomunikasi. Ekspansi pun dilanjutkan oleh generasi ketiga penerus bisnis Grup Djarum yakni Victor Rachmat Hartono, Martin Basuki Hartono dan Armand Wahyudi Hartono.
Victor Rachmat Hartono yang merupakan putra sulung Budi Hartono, menjabat sebagai Direktur Operasi PT Djarum. Dia juga memegang posisi Presiden Direktur di lini filantropi untuk program tanggung jawab sosial Grup Djarum, yakni Djarum Foundation.
Adapun Martin Basuki Hartono memegang bisnis sektor digital lewat perusahaan PT GDP Venture yang fokus mendanai perusahaan rintisan sektor digital. Selain menjabat sebagai CEO GDP Venture, ia juga merupakan Direktur Teknologi Bisnis ini PT Djarum. Adapun melansir dari situs resmi perusahaan, GDP Ventures mendanai beberapa perusahaan rintisan.
Sejumlah perusahaan rintisan yang tercatat mendapat kucuran dana dari anak perusahaan PT Djarum ini adalah Kaskus, Mindtalk, Blibli.com, Cumi, Garasi.id, Gojek, Infokost.id, Tiket.com, Tinkerlust, Bobotoh.id, Bolalob, Beritagar.id, IDN Media, Dailysocial.id, Endeus, Historia, Kurio, Kumparan, Kicir, Opini.id, Womantalk.com, dan perusahaan rintisan lain yang menawarkan jasa solusi.
Sementara Armand Wahyudi Hartono menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. sejak tahun 2016 setelah sebelumnya menjabat Kepala Perencanaan dan Pembinaan Wilayah BCA dan Direktur BCA. Armand pernah menjabat sejumlah posisi eksekutif pada PT Djarum seperti Direktur Keuangan, Deputy Purchasing Director dan Kepala Sumber Daya Manusia. Ia sebelumnya juga menjadi analis pada Global Credit Research and Investment Banking, JP Morgan Singapura .
Dirangkum dari sejumlah sumber, berikut sejumlah bisnis Grup Djarum:
Rokok
PT Djarum
Finansial
PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA
PT Daya Network Lestari
Properti
PT Cipta Karya Bumi Indah
PT Fajar Surya Perkasa
PT Graha Padma Internusa
PT Inti Karya Bumi Indah
PT Nagaraja Lestari
Perhotelan dan Pusat Belanja
Mengelola Padma Hotels and Resorts, jaringan hotel mewah.
Pusat Perbelanjaan
Memiliki dan mengelola Grand Indonesia dan Margo City.
Retail dan E-Commerce
PT Supra Boga Lestari Tbk.
Blibli
Infrastruktur Telekomunikasi
PT Sarana Menara Nusantara Tbk.
PT Solusi Tunas Pratama Tbk.
Perkebunan/Kehutanan
PT Bukit Muria Jaya
PT Fajar Surya Swadaya
PT Hartono Plantation Indonesia
PT Muria Sumba Manis
PT Silva Rimba Lestari
Elektronik
PT Hartono Istana Teknologi (Polytron)
Mola TV
Makanan dan Minuman
PT Sumber Kopi Prima
PT Savoria Kreasi Rasa
Modal Ventura
Melalui GDP Venture berinvestasi di sejumlah perusahaan rintisan.
Fintech
Melalui konsorsium dengan investor Singapura, mereka berinvestasi di Moduit, platform investasi wealth-tech.
Raden Putri
dan
Andika Dwi
berkontribusi dalam penulisan artikel ini.


















